RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Warga Jalan Sutomo, Kecamatan Siak, Kabupaten Siak, Riau, tepatnya di sekitar simpang empat lampu merah, mengaku resah akibat suara bising kaset penangkaran walet yang bersumber dari salah satu ruko pengusaha walet berinisial Sfr.
Hal ini dikarenakan suara bising yang terdengar hingga ratusan meter dari kaset pemanggil di penangkaran walet mengganggu istirahat warga.
Warga Sutomo Siak yang tak mau disebutkan namanya berharap Pemerintah Kabupaten Siak segera menertibkan suara pemanggil walet itu, agar keresahan warga tidak menimbulkan aksi yang tak diinginkan.
Sedangkan seorang warga Sutomo lainnya, Fendi, menyayangkan kurangnya perasaan pemilik penangkaran walet.
"Apakah pemilik penangkaran walet itu tak mentaati aturan suara kaset di tengah Kota Siak yang padat penduduk ini," kesalnya.
Ditambahkan Fendi, kenapa penangkaran walet masih diizinkan, semestinya ini harus ditutup karena mengganggu dan meresahkan warga.
"Saya mendesak Pemerintah Kabupaten Siak agar segera memindahkan penangkaran walet sesuai tempat yang sudah diizinkan," pintanya.
Di sisi lain, warga Sutomo berpendapat bahwa suara kaset walet itu tak memberi keuntungan buat warga atau tidak ada kontribusi dari pengusaha penangkaran walet pada warga setempat. Bahkan mereka tidak pernah dilibatkan bermusyawarah terkait pembangunan penangkaran ini.
Adi, juga warga Sutomo, mempertanyakan izin penangkaran itu. Karena informasi yang dia dapatkan, ada kutipan retribusi/pungutan pajak penangkaran walet itu.
Lanjut Adi, apakah pungutan dan keberadaan penangkaran ini sudah sesuai aturan hukum yang berlaku di Republik ini? Pajak penangkaran walet ini disetorkan ke mana? Bagaimana rumus menghitung pajak penangkaran walet ini? Berapa pajak yang didapat per bulan dari penangkaran walet ini?
Selain itu, warga Sutomo, Budi, mengatakan kepada Riaumandiri.co, ada pengusaha walet yang beroperasi di tanah yang sudah diganti rugi oleh negara.
"Ini tentu menimbulkan pertanyaan besar dalam pikiran masyarakat awam tentang keadaan ini," kesalnya.
Budi menambahkan, pengalaman dirinya ketika berjalan di malam hari, ia sering ditimpa kotoran burung di sekitar penagkaran walet.
"Ini membuat saya tidak nyaman saat jalan-jalan malam di Kota Siak yang kononnya adalah kota destinasi wisata," keluhnya.
Camat Siak Aditya C Smara, ketika mendengar keluh kesah warga ini melalui via telepon mengatakan terimaksih atas informasinya.
"Saya berjanji akan segera berkoordinasi dengan Kasat Pol PP untuk menurunkan anggota Pol PP untuk menemui pemilik penangkaran dan mengingatkan agar mengetahui aturan agar tidak mengganggu kenyamanan istirahat warga sekitarnya," kata Camat.
Reporter: Darlis Sinatra